“Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan. (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung kedalam gua lalu mereka berdoa, Wahai Rabb kami berikanlahm rahmat kepada kami dari sisi Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini). Maka, Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua, kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah diantara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu).” (Al-Kahfi:9-12)Sesungguhnya mereka adalah beberapa orang pemuda yang pernah hidup pada suatu masa di zaman seorang raja yang atheis (tidak bertuhan ) dan zalim. Lalu ketika ada semacam festival, pemuda-pemuda ini keluar. Mereka lihat kaumnya menyembah patung-patung, bersujud kepada berhala-berhala, dan bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada batu- batu yang tidak bisa memberikan manfaat dan bahaya apapun.
Allah ingin menghidupkan hati pemuda-pemuda ini. Lalu, seorang pemuda diantara mereka yang usianya sekitar usia baligh datang seraya berkata, “Perbuatan seperti ini adalah bohong dan dusta belaka; mengada-ada terhadap Allah kalau kita menyembah patung-patung ini. Karena, siapa yang meninggikan langit? Siapa yang membentangkan bumi?Siapa yang menjadikan planet-planet bercahaya? Siapa yang menciptakan bintang-bintang kalau bukan Allah?
Lantas, ketika mereka mengasingkan diri dari kaumnya dan yang disembah kaumnya selain Allah itu, Allah memberikan mereka “kemenangan yang nyata”. Allah SWT berfirman,
“Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu niscaya Rabbmu akan melimpahkan sebagian rahmatNya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu.” (Al-Kahfi: 16).
Kemudian pemuda-pemuda itu berbicara tentang tauhid seolah-olah mereka sedang berada dalam satu pengajian ilmiah. Lalu ketika mereka selesai berbincang-bincang, Allah menebarkan rasa ingin tidur kepada mereka. Lantas mereka pun tidur.
“Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tidur.” (Al-Kahfi:18)
Mata mereka terbuka 309 tahun. Subhanallah.
“Dan kami balik- balikkan mereka ke kanan dan ke kiri.” (Al-Kahfi:18). Agar tidak dimakan tanah, dan jasad mereka tidak rusak.
Diantara kemahabijaksanaan Allah SWT, ia menyembunyikan para pemuda itu dari siapa saja yang ingin mencari mereka, baik itu keluarga, saudara-saudara, maupun sanak famili mereka. Setelah 309 tahun Allah membangunkan mereka “Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya diantara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang diantara mereka, sudah berapa lamakah kamu berada (disini)? ‘Mereka menjawab,
” Kita berada disini sehari atau setengah hari. (Al-Kahfi:19)
Jadi, paling lama menurut mereka sehari penuh atau bahkan merassa setengah hari. Para ulama berkata.” Mereka tidur pada pagi hari dan bangun setelah waktu Ashar (sore). Sehingga mereka menyangka hanya satu hari. Lalu salah seorang diantara mereka menyuruh salah satu diantaranya untuk pergi ke pasar untuk membelikan makanan. Lalu salah seorang diantara mereka pergi dengan membawa uang yang dicetak dimasa enam raja sebelumnya. Semua telah berubah mulai dari tata letak kota dan bangunan, mata uang, dan orang-orang telah berubah.
Lalu salah seorang itu membelanjakannya dan pedagang itu menganggap orang itu gila karena mengaku dirinya dari masa enam raja sebelumnya. Lalu orang-orang berkumpul, sampai diadukan kepada raja. Akhirnya mereka baru tahu duduk perkaranya. Mereka pun pergi ke gua itu. Ketika mereka melihat-lihatnya, pemuda yang membeli makanan tadi berkata, “Tunggu sebentar, biar saya masuk ke gua dulu dan memberitahukan kepada yang lain supaya mereka bersiap-siap menyambut raja. Masuklah pemuda itu menemui yang lainnya. Lalu Allah mencabut nyawa mereka, lantas mereka pun mati. Kemudian sang raja dan para pengikutnya pun masuk. Dilihatnya mereka sudah mati.
“...agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika orang-orang itu berselisih tentang urusan mereka, orang-orang itu berkata, ‘dirikanlah sebuah bangunan diatas (gua) mereka, Rabb mereka lebih mengetahui tentang mereka (Al-Kahfi:21).
Mereka adalah para pemuda yang memperoleh hidayah Allah, mereka mendapatkan hidayah di gua, ketika tidak mereka dapatkan di istana. Mereka tidak mendapatkan hidayah itu pada jabatan, kekayaan, ataupun anak.
Demikian kisah tentang pemuda - pemuda yang bertauhid. Pemuda yang rela meninggalkan kampung halamannya demi mempertahankan aqidahnya. Gambaran para pemuda yang meletakkan tujuan akhirat diatas dunianya. Dan satu lagi yang penting adalah bahwa janji Allah terhadap hari kebangkitan adalah benar. Semoga dapat bermanfaat dan menambah iman kita.
Assalamu'alaikum
Referensi :
Selagi Masib Muda - Dr. A’idh Al-Qarni, M.A