22 March 2017

Bagaimana Seorang Muslimah Menjaga Kehormatan ?

Bagaimana Seorang Muslimah Menjaga Kehormatan ?

1.    Menjauhi pacaran
Apakah ayat Al-Qur’an ada yang menyatakan bahwa pacaran itu diperbolehkan? Jawabannya “Tidak ada”, justru Allah memerintahkan kita untuk menjauhi zina. Nah, kita ngaku beragama Islam tapi masih pacaran, masih aja membela diri dengan beberapa ungkapan, “ Tapi kan pacaran saya bersih, saya gak pernah ada kontak fisik.” Kalau tak ada kontak fisik, terus gimana dengan akalnya? Ada jaminan akalnya tak maksiat? Apakah hatinya tak mikirin si dia?

Ingat ukhti pacaran itu adalah maksiat yang mendekati zina, dan zina adalah salah satu dosa terbesar setelah sirik

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk.” (Al-Isra’:32)

Banyak wanita zaman sekarang mencari pacar yang shaleh. Nah, emangnya ada? Nyari pacar yang shaleh itu ibarat nyari babi yang halal. Yang namanya babi kan haram, masih aja mau dicari?!
Ada juga beberapa lelaki yang menyangka bahwa pacaran adalah salah satu proses ta’aruf. Waduh itu sih akal-akalan si cowok aja, mau-maunya dimodusin sama cowok. Itu sih namanya ada udang dibalik batu alias ada nafsu di balik kata cinta. Kalau emang bener cinta, ya datengin walinya, bukan nyembunyiin sesuatu dari walinya.

2.    Tidak iri dengan yang pacaran
Pada hakikatnya taat pada Allah akan membawa kita ke surga dan mendekati zina akan membawa kita ke neraka. Kita sebagai mahkluk yang telah Allah berikan akal, sudah semestinya kita tergiur oleh kebahagiaan yang kekal yaitu surga, dan menghindari diri dari kebahagiaan yang menipu, yang justru membawa kita pada kehancuran yang kekal.

Memang, terkadang disaat iman kita lemah, jebakan itu selalu datang. Terkadang ingin mendapatkan kasih sayang dengan lawan jenis seperti orang lain, tapi percayalah itu semua hanya jebakan setan, karena setan akan membuat dunia itu menjadi indah tapi sesungguhnya dalam keindahan itu ada kehancuran. Kita bisa lihat buktinya banyak beredar berita kasus hamil diluar nikah, kasus bunuh diri, kasus pembunuhan, dan serentetan kasus lain, yang berasal dari sesuatu yang dianggap indah dan penuh cinta, yaitu pacaran.



3.    Tidak tebar pesona
Tebar pesona adalah sebuah tindakan yang bertujuan untuk memperlihatkan sesuatu kebaggan diri agar orang lain tertarik pada kita, dan biasanya ini dilakukan antar lawan jenis agar seseorang jatuh hati. Dalam Islam ini adalah satu unsur ujub (berbangga diri) dan perbuatan dosa.
Untuk itu kita harus ketahui tebar pesona dalam hubungan lawan jenis adalah tindakan yang mendekatkan diri dari dosa, yang bisa dilihat dari niat dan tindakannya. Dari niat, tebar pesona antar lawan jenis biasanya dilakukan untuk modus supaya si dia tertarik pada kita, dan jelas dari niatnya juga sudah salah, yaitu mendekati zina. Dan tindakannya pun salah, yaitu mengandung unsur ujub (membanggakan diri) dengan tujuan yang salah pula

Allah saw berfirman, “ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik, dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula. (QS. An-Nur:26)

Nah, kesimpulannya, kalau kita menyukai seseorang dan berharap untuk menikah dengannya, tidak usah tebar pesona, cukup memperbaiki dan menjaga diri. Jika nantinya kita tidak berjodoh denganya, berarti Allah sudah siapkan dengan jodoh yang lebih baik.

Yang baik untuk yang baik dan yang buruk untuk yang buruk, adil kan? Masa sih gak yakin sama janji Allah?

Tapi apabila kamu sudah siap menikah, segerakanlah!

4.    Menjaga pandangan
Sudah diketahui bahwa dosa yang dihasilkan paling banyak adalah melalui mulut. Namun, ketahuilah bahwa mulut tidak akan berbicara ketika mata tidak memulai untuk memancingnya.
Dari diri seorang muslimah, satu pokok pembicaraan dapat menjadi ribuan cabang pembicaraan. Namun, ketika satu pasang mata melihat, akan ada ribuan pokok pembicaraan yang dapat muncul.
Semisal kita melihat orang gendut lewat, maka dalam hati kita pasti keluar, orang nya gendut banget ya, ini orang pasti makannya banyak, ini orang sehari makan berapa kali ya, dan sebagainya. Tentu ini sudah menjadi penyakit hati, dan ketika dilontarkan melalui mulut maka bisa menyebabkab tersakitinya perasaan orang itu. Astaghfirullah.

Para ulama menyatakan, Nabi saw memulai dengan menyebutkan zina mata, karena zina mata adalah asal usul terjadinya zina tangan, lisan, kaki, kemaluan.
Oleh karenanya, hendaklah kita menundukkan pandangan sekuat tenaga agar tidak bercabang-cabang dosa dan penyakit hati yang dihasilkan.

Sumber: Buku Kun Anta oleh @NegeriAkhrat dengan sedikit perubahan