05 March 2017

Menjaga Iman Agar Istiqomah

Menjaga Iman Agar Istiqomah

Menjaga Iman Agar Istiqomah - Iman itu kadang naik dan kadang turun. Bisa dirasakan ketika iman sedang naik, maka kita menjadi begitu bersemangat untuk melakukan ibadah dan amal kebaikan. Namun, ketika iman sedang turun maka kita menjadi malas untuk melakukan amal - amal kebaikan. Ada waktu ketika kita mampu untuk membaca Al -Qur'an 1 juz setiap harinya dengan bersemangat dan terasa ringan. Namun ada waktu juga dimana membaca 1 lembar Al - Qur'an itu sangat berat. Sebagai manusia biasa sudah sewajarnya jika mengalami hal tersebut.

Untuk itu saya mencoba menuliskan beberapa cara untuk menjaga iman kita agar cenderung meningkat. Maksudnya adalah naiknya iman kita lebih mendominasi diatas turunnya iman kita. Dan misal iman kita sedang turun maka itu hanya dalam waktu yang tidak berlangsung sama. Sehingga iman kita relatif untuk terus naik atau bisa dikatakan istiqomah.

Hal - Hal Untuk Menjaga Iman Agar Istiqomah  


1. Seorang hamba hendaknya senantiasa bermunajat (menyeru Allah dengan suara yang pelan dan tersembunyi). Sering berdo’a kepada-Nya, berharap kepada-Nya, dan sering ,mengingat-Nya

2. Senantiasa merenungkan isi Al-Qur’an. Karena tidak ada yang dapat menyatukan hati ini kembali menjadi baik, kecuali dengannya. Kita temukan, kebanyakan generasi muda terlena dan disibukkan urusan menuntut ilmu agama daripada membaca Al-Qur’an, sehingga hati mereka menjadi keras. Lalu bagaimana halnya dengan orang yang menyibukkan hatinya dengan berbagai kemaksiatan?
3. Menjaga shalat fardhu berjamaah. Allah telah menjamin orang yang menjaga shalat fardhu berjamaah, untuk tidak akan menghinakan dan merendahkannnya.

4. Menjalankan ibadah-ibadah sunnah rawatib (shalat sunnah yang dilakukan sebelum dan sesudah shalat fardhu) dan memperbanyak ibadah-ibadah tersebut. Karena setiap kali kita melakukan satu kali sujud kepada Allah, setiap itu juga Allah akan mengangkat derajat kita.

5. Bergaul dan mencintai orang-orang shalih.
Rasulullah saw bersabda, “ Seseorang itu sesuai dengan agama temannya, maka hendaknya salah seorang diantaramu memperhatikan siapa yang dia pergauli?” (HR. Ahmad). 
Rasulullah saw juga bersabda , sebagaimana yang terdapat dalam sunan At-Tarmidzi, “Hendaknya kamu jangan bergaul kecuali dengan orang yang beriman dan hendaknya orang yang memakan makananmu itu hanyalah orang yang bertakwa (HR. At-Tirmidzi)

6. Muraqabatullah (merasakan pengawasan Allah). Kita mengetahui Allah senantiasa bersama kita. Allah swt berfirman yang artinya,
” Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau kamu rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?.” (Al-Mulk: 14)
Kita juga menyadari, Allah mengetahui segala yang kita rahasiakan dan yang kita beberkan. Allah swt berfirman:
“Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesuangguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah keempatnya . Dan tiada (pembicaraan antar) lima orang melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada pula pembicaraan anatara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al-Mujadilah)
Beberapa hal diatas dikutip dari buku karya Dr. A'idh Al - Qarni yang berjudul Selagi Masih Muda. Semoga dengan tulisan ini dapat menjadi manfaat untuk sahabat pembaca.

Sumber: buku selagi masih muda oleh Dr. A’idh Al-Qarni