Ikhlas Atau Rela? - Kata Ikhlas dan rela merupakan dua kata yang berbeda. Dalam bahasa Indonesia, kedua kata tersebut memiliki kesamaan arti, setidaknya kemiripan makna. Namun, dalam bahasa Arab, keduanya memiliki makna yang berbeda.
Kata ikhlas berasal dari bahasa Arab الإخلاص. Ia merupakan bentuk mashdar dari fi'il ruba'iy أخلص - يخلص. Ia berarti memurnikan dan membersihkan dari hal-hal yang mengotori. Di sinilah surat Al-Ikhlash dalam Alquran dipahami sebagai surat tentang memurnikan tawhid kepada Allah Swt dan membersihkannya dari syirik.
Karena itu, ikhlas dalam hidup berarti memurnikan tujuan hidup ini hanya untuk Allah Swt saja, bukan untuk yang lainnya. Inilah makna ungkapan الله غايتنا, "Allah tujuan kami." Seperti ini pula makna ikhlas dalam ibadah, yaitu memurnikan ibadah hanya untuk Allah Swt semata. Demikian halnya dengan ikhlas niat. Ia berarti memurnikan dan membersihkan niat hanya untuk Allah Swt.
Atas dasar makna tersebut, maka orang yang tidak beriman tidak memiliki ikhlas. Ikhlas hanya ada bila ada iman.
Berbeda dengan ikhlas, kata rela memiliki padanan kata ridha. Ia berasal dari bahasa Arab الرضى. Ia merupakan bentuk mashdar dari fi'il tsulatsy رضي - يرضى. Ia berarti menerima dan qana'ah. Dari arti ini kita bisa memahami makna ridha (rela) pada ketentuan Allah Swt baik yang bersifat kauniyyah maupun syar'iyyah. Demikian juga, makna ridha Allah sebagai rabb; ridha Islam sebagai agama; dan ridha Muhammad sebagai nabi dan rasul. Inilah makna rela.
Masih banyak orang yang menganggap bahwa kedua kata diatas mempunyai makna yang sama. Anggapan bahwa baik ikhlas maupun rela sama – sama digunakan untuk menyatakan kelapangan dalam menerima suatu kondisi atau ketika memberikan sesuatu. Mudahnya, ikhlash berhubungan dengan tauhid yaitu melakukan sesuatu semata – mata hanya untuk Allah, sedangkan rela atau bisa disebut ridha adalah menerima segala ketentuan.
ketika ada seorang yang kehilangan sesuatu yang berharga, kata yang tepat untuknya, "Relakan saja." Bukan, "Ikhlaskan saja." Wallaahu a'lam.