Teladan Dalam Waktu - Umar bin Khattab ra berkata, “Sesungguhnya aku melihat seorang lelaki yang tidak melakukan aktivitas duniawi dan juga tidak beramal untuk akhirat, maka orang seperti ini akan jatuh dari pandanganku (tidak berharga bagiku).”
Allah swt berfirman, “Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.” (Al-Furqan:62)
Malam berganti siang dan siang berganti malam. Ini merupakan kesempatan bagi orang yang hendak memanfaatkannya untuk berfikir, taat, ibadah, atau ilmu yang bermanfaat.
Salah seorang sahabat masuk kedalam masjid, lalu dia menjumpai seorang lelaki yang sedang bersedih. Dia bertanya, “ Apa yang terjadi dengan Anda?” Rupanya orang itu ketinggalan shalat berjamaah.
Coba perhatikan bagaimana sedih dan gelisahnya mereka, ketika kehilangan amal-amal shalih. Bandingkan dengan keadaan dan kelailaian kita yang sering sekali shalat demi shalat terlewat dari kehidupan kita. Kita juga menderita kerugian pahala demi pahala. Sungguh, hanya Allah sebagai tempat meminta perlindungan.
Allah swt menjelaskan, manusia bukan diciptakan untuk hal yang sia-sia belaka.
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada illah selain Dia, Rabb (Yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.” (Al-Mukminun:115-116)
Ibnul Qayyim mengatakan, “Kesia-siaan terjadi karena sepuluh sebab. Sebab yang paling dahsyat adalah kesia-siaan hati dan kesia-siaan waktu, karena tidak akan ada gantinya.”
Apabila hati sudah teria-siakan, maka kita telah merugikan tempat kembali. Apabila waktu kita tersia-siakan, maka usia kita kan sia-sia belaka.
Seorang penyair mengatakan:
“Apakah anak kecil akan menjadi pemuda dan orang tua akan binasa, setiap kali siang datang dan malam tiba.
Apabila malam sudah mengakhiri harinya, setelah itu akan muncul hari muda yang lebih menjanjikan.
Kita hidup di waktu pagi dan siang hari untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan kita, sementara kebutuhan orang yang hidup tidak akan pernah berakhir.
Kebutuhan-kebutuhan akan binasa, ketika tuanya meninggal dunia, kebutuhannya ada yang tersisa, sementara orang itu tidak akan tersisa.”
Hasan Basri mengatakan, “setiap pagi hari terbit, seorang penyeru berseru, “Wahai anak cucu Adam, peliharalah dan manfaatkanlah hari ini. Karena selamanya dia tidak akan pernah kembali lagi sampai hari kiamat kelak.”
Suatu ketika dikatakan kepada Kurz bin Wabarah, “Kemarilah, duduk-duduk bersama kami.” Dia berkata, “Penjarakan matahari! Karena matahari tidak akan pernah kembali lagi untuk hari yang sama.”
Ibnu Aqil rahimullah tidak pernah menyia-nyiakan waktunya barang sedikit pun. Apabila dia hendak tidur, dia akan berpikir apa yang harus dia tulis besok hari. Apabila dia telentang, dia akan bertasbih dan beristighfar. Kehidupannya selalu diwarnai ilmu pengetahuan dan ibadah.
Ibnu Aqil mengarang kitab Al-Funun yang terdiri dari tujuh ratus jilid hanya dalam waktu-waktu istirahat-istirahatnya saja! Semoga Allah menganugerahkan rahmat byang melimpah kepadanya atas amalnya yang sangat agung ini.
Wahai generasi muda peliharalah waktumu! Demi Allah, apabila kita menyia-nyiakannya, maka selamanya dia tidak akan kembali kepada kita. Manfaatkanlah dia dan lakukanlah amal kebaikan padanya, baik berupa ibadah, belajar, atau memberikan manfaat kepada orang lain.
Sumber:
Selagi Masih Muda - Dr.A’idh al-Qarni M.A.