Itulah jalan yang licin yang menggelincirkan. Oleh karenanya kaum muslimin diperingatkan Allah. Ini dimaksudkan agar kaum muslimin selamat dari akibat yang pernah dialami oleh Bani Israil.
Pertanyaan di sini, boleh jadi tidak terbatas hanya pada hakikat pertanyaan itu saja. Namun lebih merupakan salah satu metode penjelasan yang diperbolehkan Al- Qur’an guna mengingatkan banyaknya ayat-ayat yang telah didatangkan Allah kepada bani Israil dan hal-hal di luar kebiasaan yang berlaku untuk mereka,baik itu atas permintaan mereka maupun yang datang dari sisi Allah karena adanya suatu hikmah yang bakal datang.
Akan tetapi, kendatipun sudah demikian banyak hal-hal yang luar biasa yang terjadi pada mereka, toh tetap saja mereka ragu dan dan bimbang, membandel dan menolak masuk dalam kedamaian Islam yang berpayungkan iman. Lalu, disampaikanlah akibat yang bersifat umum yang pasti akan mereka alami. “ Dan barang siapa mengganti nikmat Allah sesudah itu datang kepadanya, maka sesungguhnya Allah maha keras siksanya”. Nikmat Allah yang diisyaratkan di dalam ayat ini adalah nikmat Islam dan iman. Keduanya identik.
Peringatan yang dialamatkan kepada mereka yang menggantikannya, pertama-tama pembuktiannya dapat dijumpai dalam hal ikhwal bani Israil, dan terhijabnya mereka memperoleh kedamaian, ketentraman, dan kepastian begitu mereka mengganti nikmat Allah terebut dengan kekufuran dan penolakan beserah diri di bawah petunjuk Allah.
Mereka senantiasa bimbang dan ragu, dan menuntut bukti-bukti yang ada di luar kebiasaan kapan dan dimanapun.Setelah diberikan bukti, toh mereka tetap tidak mau beriman kepada mukjizat tersebut dan tak pernah merasa puas dengan nur maupun hidayah Allah. Padahal, ancaman dengan siksaan Allah yang amat keras dapat ditemukan bukti kebenarannya. Pertama, dalam ikhwal bani Israil pula, dan selanjutya pada diri setiap orang yang mengganti nikmat Allah dan tetap berlaku ragu. Hal ini ada disepanjang sejarah umat manusia.
Manakala suatu umat mengganti nikmat Allah dengan kekufuran, maka sudah pasti mereka akan ditimpaakan siksa yang pedih dalam kehidupan mereka dimuka bumi sebelum ditimpakan siksa yang berat di akhirat.
Tengoklah orang-orang yang ditimpa penderitaan seperti itu yang ada di antero jagat raya ini. Mereka gelisah, bimbang, saling terkam, saling usir, dan saling bunuh. Ini adalah suatu kondisi yang diciptakan oleh orang-orang yang berafdab yang kadang tenggemam ditempat minuman keras dan night club, bar-bar diskotik. Terkadang mereka juga memperlihatkan gerak kebingungannya yang memberi kesan kepada kita bahwa sebenarnya merek ingin membebaskan diri dari berbagai malapetaka yang mengungkungnya.
Itu dapat dilihat dari penampilan mereka yang berada pada lingkungan demikian ganjil, seperti sikap sombong, menantang, dan sikap-sikap lain yang lebih mirip binatang sampai dengan “dasi yang melilit “ leher mereka, lagu-lagu yang merangsang, pesta pora, lirik-lirikan maksiat, dan pergaulan eksklusif. Detik ini duduk-duduk dengan istri,dan detik berikutnya tenggelam di tempat pelacuran, berikutnya lagi memberikan dana sosial, tapi tak lama kemudian melakukan kejahatan besar, yakni memanipulasi dan korupsi. Semua ini memaparkan sikap kebingungan pada jiwa mereka karena kosong dari iman.
Sesungguhnya keimanan yang kuat adalah nikmat Allah yang diberikan kepada hambanya. Bila seseorang mengganti kenikmatan itu, dengan kekufuran, maka Allah pasti menimpakan azabnya seperti yang dipaparkan di atas. Karena itu, mari kita berlindung kepada Allah dari sikap khas Bani Israil yang selalu ragu dan enggan masuk kedalam Islam secara total.
Sumber :
Seimbanglah Dalam Beragama - Marwan Al Qadiry