15 March 2017

Memberi Lebih Baik Daripada Menerima

Memberi Lebih Baik Daripada Menerima

Mungkin kita pernah mendengar kalimat "Tangan di atas lebih baik dari tangan di atas". Kalimat tersebut bisa kita maknai bahwa memberi sesuatu kepada sesorang itu lebih baik daripada menerima sesuatu dari sesorang. Dan ternyata pada zaman Nabi Muhammad banyak terdapat kisah - kisah teladan yang memberikan pelajaran terkait keutamaan memberi. Bagaimana orang - orang terdahulu lebih mementingkan saudaranya daripada dirinya sendiri. Bagaimana mereka dengan senang hati berkorban demi saudaranya.

Allah Ta’ala berfirman: “Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan.”  (Al-Hasyr:9)

Allah Ta’ala berfirman: “Mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan....” (Ad-Dahr:8)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: “Ada seseorang datang kepada Nabi saw dan berkata: “Sesungguhnya saya sangat lapar.” Maka beliau membawanya ke salah seorang isterinya, dan isterinya berkata: “Demi Zat yang mengutus engkau dengan kebenaran, saya tidak mempunyai apapun kecuali air.” Kemudian membawanya ke isteri yang lain, dan isteri yang lain menjawab seperti yang dikatakan isteri pertama, sehingga semua isterinya menjawab seperti yang dikatakan oleh isteri pertama, yakni: “Demi Zat yang mengutus engkau dengan kebenaran, saya tidak mempunyai apapun kecuali air.” Maka beliau bersabda kepada para sahabatnya: “Siapakah yang sanggup menjamu tamuku pada malam ini? “Salah seorang sahabat Anshar berkata: “Saya wahai Rasulullah.” Kemudian orang itu pergi bersama sahabat tadi. Sesampainya di rumah, ia berkata kepada isterinya: “Muliakanlah tamu Rasulullah saw!”

Dalam riwayat lain dikatakan: “Sahabat itu bertanya kepada isterinya: “Apakah kamu mempunyai makanan?” Isterinya menjawab: “Tidak punya, kecuali makanan untuk anak-anak.” Sahabat itu berkata: “Hiburlah mereka dengan sesuatu. Apabila mereka ingin makan, tidurkanlah mereka. Apabila tamu kita masuk, padamkanlah lampu dan perlihatkanlah seolah-olah kita ikut makan.” Kemudian mereka duduk bersama, dan tamu itu makan, tetapi sahabat dan isterinya dalam keadaan lapar. Ketika pagi merea bertemu dengan Nabi saw dan beliau bersabda: “Sungguh Allah kagum pada perbuatan kaliandalam menjamu tamu semalam.” (HR. Bukhari Muslim)

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: “Rasulullah saw bersabda : “Makanan dua orang cukup untuk tiga orang, dan makanan tiga orang cukup untuk empat orang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy ra, ia berkata: “Waktu kami bepergian bersama Nabi saw, tiba-tiba datang seseorang yang berkendaraan, sambil menoleh ke kanan dan ke kiri seolah-olah mengharapkan bantuan makanan, maka Rasulullah saw bersabda: “Siapa saja yang mempunyai kelebihan kendaraan hendaklah ia memberikan kepada orang yang tidak mempunyai kendaraan, dan siapa saja yang mempunyai kelebihan bekal, hendaknya ia memberikan kepada orang yang tidak mempunyai bekal.” Kemudian beliau menyebut berbagai macam harta. Sehingga kami merasa, seolah-olah tidak seorang pun dianatara kami mempunyai hak atas kelebihan harta.” (HR. Muslim)

Dari Sahl bin Sa’d ra, ia berkata: “Ada seorang perempuan datang kepada Nabi saw memberikan selimut tenunan, seraya berkata: “Kain ini saya tenun sendiri, dengan harapan engkau senang memakainya.” Maka Nabi saw menerima dan memakainya, sebab beliau membutuhkannya. Kemudian beliau keluardan memakai selimut ini sebagai sarung. Tiba-tiba Fulan berkata: “Alangkah bagusnya selimut ini, saya ingin memakainya.” Beliau bersabda: “Setelah Nabi saw duduk ditempatnya, baliau pulang dan melipatnya, kemudian dikirim kepada orang yang menginginkannya. Orang-orang berkata kepada orang itu: “Tidak baik bagimu, sebab kain itu sangat dibutuhkan Nabi saw kemudian kamu minta. Sebenarnya kamu juga tahu, beliau tidak pernah menolak orang yang meminta.” Orang itu menjawab: “Demi Allah saya memintanya bukan untuk saya pakai, tetapi untuk saya jadikan kain kafan.” Sahl berkata: “Selimut itu memang benar menjadi kain kafannya. (HR. Bukhari)

Dari Abbu Musa Al-Asy’ariy, ia berkata: “Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya orang-orang Asy’ariy, apabila persediaan mereka dalam peperangan hampir habis atau makanan bagi keluarga mereka di Madinah tinggal sedikit, maka mereka mengumpulkan sisa-sisa yang ada dalam satu kain kremudian mereka membagi-bagi nya sama rata dalam sau bejana. Mereka itu termasuk golonganku dan aku termasuk golongan mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sumber:
Riyadhus Shalihin - Imam Nawawi